Dasarpengenaan zakat profesi diantaranya adalah QS Al- Baqarah, ayat 267: " Hai orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari (hasil) usaha kamu yang baik. Allah berfirman dalam al-quran al-karim: Artinya”pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya.”. Mumpungmasih di bulan suci, saatnya bersihkan harta yang kita milik di aplikasi My Dompet Dhuafa, kita bisa melakukan zakat, sedekah atau akikah dengan satu sentuhan di layar ponsel. Ada juga fitur Top Up E-Wallet, listrik, token listrik hingga pulsa. Jalan kebaikan dan membuka langkah akan jadi manfaat bagi sesama di era digital. Bahwayang anda bersihkan ketika zakat fitrah bukanlah harta benda. Melainkan makanan pokok yang dijadikan zakat fitrah menjadi jiwa anda dan fitrah anda. Allah berfirman di dalam surah At-Taubah ayat 103 sebagai berikut: Bagi yang melaksanakan zakat itu untuk membersihkan diri dan harta pemiliknya dari hal-hal tidak baik. Berdasarkan hadis cash. Jakarta - Umumnya, perhiasan sering dikenakan oleh wanita untuk berhias diri. Baik itu terbuat dari emas, maupun Islam, ada sejumlah harta yang wajib dizakati. Zakat termasuk ke dalam rukun Islam keempat yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim ketika telah mencapai syarat yang berasal dari kata "zaka" yang artinya suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Di dalam zakat terkandung harapan untuk memperoleh keberkahan, kebersihan jiwa, dan memupuk kebaikan. Itulah mengapa disebut dengan zakat. Nah, emas termasuk ke dalam harta yang wajib dizakati ketika telah mencapai nisab atau syarat minimum wajib zakat. Ketentuan mengenai besaran nisab emas juga disebutkan dalam Peraturan Menteri Agama RI Nomor 52 Tahun itu, dalil tentang kewajiban mengeluarkan zakat emas tersemat dalam Al-Qur'an surat At Taubah ayat 34, Allah SWT berfirman۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ ٣٤Artinya "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan manusia dari jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar 'gembira' kepada mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih,"Selain itu, ada sejumlah hadits yang mensyariatkan tentang zakat emas. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,"Jika engkau memiliki perak 200 dirham dan telah mencapai haul satu tahun, maka darinya wajib zakat 5 dirham. Dan untuk emas, Anda tidak wajib menzakatinya kecuali telah mencapai 20 dinar, maka darinya wajib zakat setengah dinar, lalu dalam setiap kelebihannya wajib dizakati sesuai prosentasenya,"Lalu bagaimana dengan emas dan perak yang berbentuk perhiasan? Apakah harta tersebut juga wajib dizakati?Menurut Ensiklopedi Wanita Muslimah susunan Haya binti Mubarak Al-Barik, ada sejumlah ketentuan yang harus dipahami ketika akan mengeluarkan zakat perhiasan. Apabila wanita tersebut memiliki perhiasan untuk berhias, maka tidak terkena jika perhiasan tersebut untuk disimpan yang sewaktu-waktu dipergunakan untuk mengatasi kesulitan yang datang mendadak, maka fungsi perhiasan berubah menjadi uang simpanan. Perhiasan yang seperti ini wajib dikeluarkan yang tidak wajib dibayarkan zakatnya ialah mutiara, intan berlian, permata yaqut, lulkluk, marjan, zabarjad, dan lain-lainnya yang berupa batu mulia. Kecuali jika permata-pertama itu diperdagangkan, hukumnya berubah menjadi wajib Amir Said az-Zibari melalui Tanya Jawab Seputar Zakat menjelaskan bahwa nisab zakat bagi perhiasan yaitu dengan timbangan beratnya, bukan harga. Apabila beratnya kurang dari nisab meski harga lebih tinggi, maka dianggap belum mencapai emas adalah 85 gram emas. Apabila emas yang dimiliki melebihi nisab, zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari emas yang apabila orang yang mengeluarkan zakat muzaki memiliki emas, perak, dan logam mulia lainnya, perhitungan zakatnya disatukan dengan nisab senilai 85 gram emas. Cara menghitung zakat emas adalah 2,5% x jumlah emas yang tersimpan selama 1 dalam buku Fikih Wanita Empat Madzhab oleh Dr Muhammad Utsman Al-Khasyt, apabila perhiasan yang telah mencapai nisab itu dibebaskan dari zakat, maka banyak orang berlomba-lomba untuk menumpuknya. Terlebih, harganya cenderung stabil dan tidak menutup kemungkinan akan itu, zakat dikeluarkan untuk memutus rantai agar tidak ada yang berlomba-lomba menumpuknya sehingga tidak ada yang menjadikan emas sebagai sarana untuk Muhammad bersabda,"Tidaklah seorang pemilik emas atau pemilik perak yang tidak mengeluarkan haknya, melainkan di hari kiamat kelak akan dibuatkan untuknya lempengan-lempengan dari api lalu dipanaskan di neraka Jahannam, selanjutnya disetrikakan pada lambung, kening, dan punggung mereka," HR Bukhari dan Muslim.Syarat Zakat EmasMerujuk pada Peraturan Menteri Agama RI Nomor 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah, syarat harta yang dikenakan zakat mal, seperti emas, perak, dan logam mulia lainnya, adalah milik penuh, halal, mencapai nisab, dan adalah syarat minimum harta yang dapat dikategorikan sebagai wajib zakat, sedangkan haul adalah masa kepemilikan harta sudah berlalu selama 12 bulan Qomariyah/tahun Hijriyah. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] aeb/lus Bulan Ramadhan saat yang tepat kita bersih-bersih harta Membersihkan harta atasEMAS, TABUNGAN, PERUSAHAAN, PERDAGANGAN, HEWAN TERNAK, INVESTASI, SAHAM.. 2,5% X Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun , Sudahkah anda menunaikan kewajiban ber-Zakat..?Ayoo Tunaikan segera Zakat anda guna membantu sesama ditengah kesulitan akibat pandemi.. ” Dan di dalam harta mereka terdapat hak jatah bagi orang yang meminta dan bagi orang yang tidak meminta dari siapa saja yang terhalang rezekinya karena sebab apa pun. “Qs. Az-Zariyat 51 ayat 19 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram​ Pengertian ZakatPengertian ZakatZakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan agama, Menurut Bahasa kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur dan atau dari bentuk kata “zaka” yang artinya suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena terkandung harapan untuk beroleh berkah, keselamatan jiwa dan memupuknya dengan segala keunggulanMakna tumbuh dalam arti zakat yang menyebabkan zakat karena pertumbuhan dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat yang menyebabkan pahala menjadi lebih banyak. Sementara makna suci menunjukkan zakat adalah mensucikan jiwa dari kejelekan dan pensuci dari Al-QuranQs. At Taubah 103 “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka…”Menurut istilah dalam kitab al-Hawi, al-Mawardi menetapkan zakat dengan nama mengambil tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat disebut Muzaki. Sedangkan orang yang menerima zakat disebut menurut Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang diberikan oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan syariat Sosial BATRASA hadir untuk membantu para muzaki dalam menyalurkan zakatnya, kami menerima zakat dan menyalurkannya kepada yang berhak menerima, dalam bentuk bahan makanan maupun dalam bentuk uang, adapun dalam situasi pandemi saat ini kami lebih menyarankan penunaian zakat dari rumah saja, ZakatFromHome, silahkan hubungi kami dengan klik disini Penjelasan Perihal “ZAKAT”oleh Ustad Abdul Somad, Lc., Apa kata Dr. Irfan Syauqi Beik Kepala Pusat Kajian Strategis BAZNAS RITentang“Tujuan Syariat ZAKAT dalam Kehidupan” 1. Fakir dan MiskinKelompok fakir dan miskin merupakan warga muslim yang harus diutamakan dalam penerimaan zakat. Penyaluran dana zakat untuk fakir miskin macamnya ada dua, yaitu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk menyediakan kebutuhan berwirausaha. 2. RiqabDi zaman Rasullullah SAW, seorang pria telah menjadi makanan sehari-hari untuk seorang pria. Oleh karena itu, riqab atau bahasa bebas memerdekan lawan menjadi tujuan penerima zakat yang sesuai dengan Al Gharim atau GhariminSecara bahasa, Gharim atau Gharimin diartikan sebagai orang yang terlilit hutang. terbagi menjadi 2 dua, yaitu Ghârim limaslahati nafsihi Kebutuhan terlilit demi kemaslahatan atau kebutuhan dirinya dan Ghârim li ishlâhi dzatil bain Terlibat karena manusia, qabilah atau suku4. MualafMualaf juga termasuk orang yang berhak menerima zakat untuk mendukung penguatan iman dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam. Zakat yang diberikan kepada mualaf memiliki peran sosial untuk mempererat persaudaraan sesama FisabilillahGolongan fisabilillah adalah lembaga orang atau yang memiliki lembaga yang berjuang di jalan Allah dalam rangka menegakkan agama Islam. Para penerima zakat saat ini dapat terdiri dari organisasi penyiaran dakwah Islam di kota-kota besar, juga syiar Islam di daerah yang Ibnu SabilSemua yang ada di dalam perjalanan dan kehabisan bekal merupakan arti dari ibnu sabil. Golongan penerima zakat ini diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak dapat dipindahkan perjalanannya terlepas dari golongan mampu atau pun AmilAmil adalah pengelola zakat atau orang-orang yang mengumpulkan dan mengumpulkan dana zakat yang diberikan oleh muzzaki orang yang memberikan zakat. 2020 SuaraBATRASA Yayasan Sosial BATRASA – Lembaga terpercaya di Indonesia Zakat adalah ibadah yang tercantum dalam urutan keempat hukum islam setelah syahadat, shalat dan puasa. Mengapa zakat membersihkan harta? Benarkah pernyataan ini? Selain itu, apa dalil yang melandasinya? Simak ulasannya berikut ini. Rukun islam yang bagaikan pilar bangunannya umat muslim yang agung, tentunya sebagai umat muslim yang taat wajib untuk menunaikan ibadah tersebut sebagai bukti ketauhidan Kita. Seperti yang dijelaskan pada surat At-Taubah ayat 18 dimana Allah berfirman اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ Artinya adalah “Seseorang yang pantas memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta tidak takut kepada siapapun selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” Selain karena termasuk rukun islam, zakat juga memiliki salah satu kemulian yang sudah sangat familiar di telinga Kita yakni zakat membersihkan harta. Sebuah keutamaan yang sangat mulia, dimana keutamaan tersebut mendorong dari kebanyakan Kita untuk menunaikan ibadah tersebut. Tetapi pernahkah Anda memikirkan alasan di balik zakat yang bisa membersihkan harta? Dalil apa yang memperkuat keutamaan ini? Jika iya, mari Kita jawab pertanyaan tersebut pada ulasan artikel ini. Apa itu Zakat? Pengertian kata zakat secara bahasa adalah suci, bersih dan tumbuh. Sedangkan secara syara’ yang dirumuskan oleh Abd. Salam, Zakat adalah kadar tertentu dari harta kekayaan yang wajib disetorkan ke Baitul Mal untuk didistribusikan kepada para mustahiq yang berhak menerima nya. Maka tak jarang penyebutan zakat digabung dengan kata tambahan mal yang merupakan salah satu kosa kata arab. Mal disini memiliki arti harta atau kekayaan. Dengan demikian arti dari zakat mal adalah zakat kekayaan. Ilustrasi zakat. Sumber Kekayaan disini tidak merujuk pada semuanya, tetapi dengan kriteria tertentu seperti harta dagangan, emas atau perak dan yang sehukum dengannya. Maka zakat mal ini wajib dilakukan dengan alasan kepemilikan harta yang memenuhi ketentuan syariat. Dalam penyebutan tersebut, biasanya digunakan juga untuk membedakannya dengan zakat fitrah. Walau sama wajibnya dan berupa harta, tetapi zakat fitrah dilakukan karena berbuka atau fithr dari kewajiban selama ramadhan. Sejalan dengan makna kata dan keutamaan yang disebutkan sebelumnya, maka zakat adalah bentuk penyucian atau pembersihan. Zakat membersihkan harta kembali Allah jelaskan pada firmanNya di Surat At-Taubah ayat 103, خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Artinya adalah “Ambillah zakat dari harta mereka guna mensucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketentraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dari ayat tersebut, bisa kita simpulkan bahwa dengan mengeluarkan zakat berarti tindakan untuk membersihkan harta. Zakat Membersihkan Harta Dari Apa? Setelah kesimpulan dari pengertian zakat adalah sebuah bentuk penyucian atau pembersihan harta. Lalu makna dari membersihkan ini apa? apakah karena harta yang dimiliki adalah harta haram maka perlu dibersihkan? Ilustrasi zakat membersihkan harta. Sumber Mari kita mulai dengan menyimak surat Adz Dzariyat ayat 19 di bawah ini, bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ Artinya adalah Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta. Pada ayat tersebut Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa pada sebuah harta yang dimiliki seseorang terdapat hak orang lain didalamnya. Maka alasan mengapa seseorang yang dikenai kewajiban membayar zakat atau seorang muzakki ini tidak lain karena dia harus membersihkan hartanya dari hak orang lain dengan cara menunaikan zakat. Sehingga makna dari membersihkan harta disini bukanlah karena harta yang dimiliki haram, tetapi bermakna bahwa di setiap harta seseorang terdapat hak orang lain di dalamnya maka wajib untuk menunaikan zakat agar bersih dari hak orang lain. Zakat Membersihkan Harta, Ada Hak Orang Lain di Dalamnya? Lalu jika memang zakat itu dilakukan untuk membersihkan harta dari hak orang lain, emangnya kenapa harus dibersihkan? Jawabannya adalah jika seseorang menimbun harta hanya untuk dirinya sendiri, maka dia akan mendapatkan azab yang pedih. Hal ini sudah dijelaskan pada surat At-Taubah ayat 34 dan 35, dimana Allah Azza Wa Jalla berfirman يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ, يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ Artinya adalah “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan manusia dari jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih” Pada hari ketika emas dan perak itu dipanaskan dalam neraka Jahannam lalu disetrikakan pada dahi, lambung, dan punggung mereka seraya dikatakan “Inilah apa harta yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri tidak diinfakkan. Maka rasakanlah akibat dari apa yang selama ini kamu simpan.” Dari kedua ayat tersebut tentu menjadi petunjuk yang tegas untuk kita, mengapa kita harus membersihkan harta kita dari hak orang lain. Dan tentunya tidak mendapatkan azab yang pedih adalah harapan setiap umat muslim. Tak berhenti dengan firman Allah tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam juga bersabda “Jika kamu telah menunaikan zakat hartamu, maka engkau telah menghilangkan potensi keburukannya bagimu.” HR. al-Hakim Sekalipun seseorang tetap enggan menunaikan mengeluarkan harta mereka untuk zakat yang terdapat hak orang lain di dalamnya, maka Rasulullah memperingatkan “Tidaklah sedekah – atau Rasulullah bersabda- zakat yang belum ditunaikan itu bercampur dengan harta yang lain, kecuali ia akan merusaknya.” Hr. al-Bazzar Peringatan Rasulullah ini kembali menegaskan bahwa pentingnya menunaikan zakat untuk membersihkan harta. Karena tak hanya azab pedih yang akan diterima, namun harta yang masih tercampur hak orang lain itu juga akan mendatangkan kerusakan bagi pemiliknya. Dengan demikian, maka wajib bagi seseorang untuk menunaikan zakat. Ketika harta yang dimiliki telah bersih dari adanya hak orang lain tentunya akan menjadikan harta tersebut semakin berkah pula. Dan keberkahan itulah yang pastinya diharapkan semua orang. Mudahnya zakat online. Sumber Terlebih dengan keberadaan perkembangan teknologi, kini anda bisa menunaikan zakat secara online. Disini BMH telah menyediakan fasilitas tersebut yakni donasi zakat online yang bisa Anda akses kapan saja dan dimana saja. Selain itu dengan menunaikan zakat berarti Kita juga membantu, menolong, dan membina seseorang yang berhak mendapatkan zakat ke arah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak. Oleh karena itu penuhilah zakat Anda supaya terwujud keseimbangan dalam kepemilikan distribusi harta, serta lahirnya masyarakat yang makmur dan saling mencintai atas prinsip ukhuwah islamiyyah.

bersihkan harta dengan zakat